Sunday, December 30, 2012

PSIKOLOGI

Psikologi


STUDI KASUS
LINGKUNGAN PENDIDIKAN TRIPUSAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP
INDIVIDU
Tugas Mandiri Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Tugas Matakuliah Psikologi Belajar




Disusun Oleh :


Nama                         : SUDARWANTO
NIMKO                       : 1209.10.06125
Program                    : STRATA SATU (S – I)
Program Studi         : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
Semester                  : II (dua)
Dosen Pengampu : Hermanto, S. Psi


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN

2011

MOTTO    

1.      Where There is Will Ther is a Way.
2.      Hidup tanpa Pendidikan Bagaikan Manusia Berjalan Tanpa Kaki.
3.      My Life Is My Education.
4.      Ingin Menjadi yang Terbaik bagi Agama, Nusa dan Bangsa, Orang Tua dan Masyarakat.
PERSEMBAHAN

Makalah ini Penulis persembahkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Karunia Rahmat dan Hidayah – Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya, dan juga Penulis persembahkan kepada :
1.  Kedua Orang tuaku yang tercinta, adikku Riski Dwi Prasetio serta Keluarga besarku yang telah memberikan dukungan Moril dan Spiritual serta do’anya selama ini.
2.  Bapak Dosen Pengampu yang Penulis Hormati, Bapak Hermanto, S. Ps.I yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Makalah ini.
3.  Teman – teman baikku sejurusan yang telah memberikan Motivasi hingga tersusunnya Makalah ini.
4.  Keluarga TN“M” yang telah menjalin kerjasama demi kelancaran dan tersusunnya makalah studi kasus ini dan penulis ucapkan banyak terimakasih.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “LINGKUNGAN PENDIDIKAN TRIPUSAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDIVIDU”.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa,penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya ilmiah meskipun tersusun sangat sederhana.

Kami menyadari tanpa kerja sama antara Keluarga TN”M” dan penulis serta beberapa kerabat yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penulis demi tersusunnya karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada pihak yamg tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan karya ilmiah ini.

Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Tembilahan, 15 Maret 2011
PENULIS




SUDARWANTO
                                                    NIMKO. 1209.10.06125

     
DAFTAR ISI
MOTTO…………………………………………………………………....
i
PERSEMBAHAN…………………………………………………….......
ii
KATA PENGANTAR……………...……………………………………..
iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………....
iv
BAB I    PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang.............…………...……………………….......
1
B.  Tujuan Penulisan...………………………………………….....
2
C. Manfaat Penulisan...……………………………………….......
2
BAB II  IDENTITAS RESPONDEN

A.  Data Responden...................................................................
3
B.  Data Orangtua Responden...................................................
3
C. Observasi Yang Dilakukan...................................................
4
BAB III  PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

A.   Keadaan Anak

1.  Fisik Anak.........................................................................
5
2.  Mental Anak.....................................................................
5
3.  Kelemahan Anak..............................................................
5
4.  Kelebihan Anak................................................................
6
B.   Permasalahan Anak

1.  Terhadap Diri Sendiri.......................................................
6
2.  Orangtua..........................................................................
6
3.  Lingkungan.......................................................................
6
4.  Sekolah............................................................................
7
BAB IV DASAR TEORISTIS

A.  Pengertian Lingkungan........................................................
8
B.   Pengertian Lingkungan Tripusat..........................................
17
BAB V PENUTUP

A.   Kesimpulan ….....................................................................
19
B.   Saran ..................................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

-  Keterangan Ijin Penelitian

-  Keterangan Telah Melakukan Penelitian

-  Identitas Penulis

-  Transkip Nilai Rapor Responden

-  Piagam Penghargaan Bidang Sepakbola

-  Piagam Penghargaan Peserta Jambore Daerah Riau

-  Piagam Penghargaan Pidato Bahasa Inggris



BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Pendidikan mengakibatkan permasalahan di bidang Pendidikan berkembang kompleks. Di samping itu meningkatkan Pendidikan masyarakat secara keseluruhan dan kesadaran masyarakat tentang pelaksanaan Pendidikan.
Jika dianalisa kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Pendidikan yang telah dicapai dewasa ini, seharusnya semakin memberi kepuasan untuk hidup berpendidikan sehingga menghasilkan ketenangan dan kebahagian yang lebih banyak kepada individu dalam hidupnya. Akan tetapi, kenyataan tidaklah demikian, individu dan keluarga masih diliputi oleh berbagai macam permasalahan permasalahan akibat lingkungan dimana anak didik berada serta mencari Ilmu pendidikan kurang memberi Aprersiasi berupa dorongan dan motivator terhadap anak didik untuk mendapat pendidikan yang layak.
Dengan demikian bisa dikatakan lingkungan sangat berperan penting dalam keberhasilan anak didik untuk memperoleh pendidikan. Dimana, apabila lingkungan tempat anak didik berada adalah lingkungan yang baik, maka besar kemungkinan keberhasilan yang akan diperoleh. Lingkungan diatas berupa lingkungan pendidikan Tripusat  (keluarga, sekolah, dan masyarakat).
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.                   Tujuan Umum
Memperoleh gambaran pelaksanaan Pendidikan Keluarga TN”M” terhadap AN”H” yang sesuai dengan Ilmu Pengetahuan dan tata cara mendidik yang benar.
2.                   Tujuan Khusus
Agar Keluarga TN”M” lebih memahami dan mengetahui seberapa penting mendidik anak pada usia Remaja untuk kepentingan dimasa yang akan datang.

C. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk menyelesaikan tugas pada Mata Kuliah Psikologi Sebagai bahan dalam memberikan sumbangan pemikiran pada Keluarga TN”M” dalam meningkatan Pendidikan pada AN”H”.
2.    Untuk mengetahui apakah Pendidikan pada AN”H” telah terpenuhi dengan baik atau sebaliknya.
 BAB II

IDENTITAS RESPONDEN

A.   DATA RESPONDEN
a.    Nama                                     : HAFIZ ABDILLAH
b.    Tempat Lahir            : Blok – D Rumbai Jaya
c.    Tanggal Lahir           : 05 Oktober 1996
d.    Kelas                          : VIII
e.    Tempat Sekolah       : SMP Negeri 01 Rumbai Jaya
f.     Alamat Rumah         : Blok – D rumbai Jaya Kecamatan Kempas
g.    Hobby                        : Pramuka, Sepakbola
B.   DATA ORANGTUA RESPONDEN
Ayah :
a.    Nama                                     : MARDANAS
b.    Tempat Lahir            : Bangkinang
c.    Tanggal Lahir           : 23 Juni 1964
d.    Pendidikan Terakhir : D 2 UNRI
e.    Alamat Saat Ini         : Blok – D rumbai Jaya Kecamatan Kempas
f.     Alamat Rumah         : Blok – D rumbai Jaya Kecamatan Kempas
Ibu :
a.    Nama                                     : SRI RAHAYU MARIATI
b.    Tempat Lahir            : Purwakarta Jawa Barat
c.    Tanggal Lahir           : 30 Agustus 1976
d.    Pendidikan Terakhir: Madrasah Tsanawiyah (MTs)
e.    Alamat Saat Ini         : Blok – D rumbai Jaya Kecamatan Kempas
f.     Alamat  Rumah        : Blok – D rumbai Jaya Kecamatan Kempas

C.   OBSERVASI YANG DILAKUKAN
1.    Observasi Pertama
      Hari                 : Selasa
Tanggal         : 01 Maret 2011
Pukul                         : 20:00 s.d 21:00
Tempat           : Dirumah Responden
2.    Observasi Kedua
Hari                 : Senin
Tanggal         : 07 Maret 2011
Pukul                         : 20:05 s.d 21:15
Tempat           : Dirumah Responden
3.    Observasi Ketiga
Hari                 : Kamis
Tanggal         : 10 Maret 2011
Pukul              : 19:30 s.d 21:00
Tempat           : Diwarung Mi Ayam
 
BAB III
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

A.    KEADAAN ANAK
1.            Fisik Anak
Fisik merupakan hal yang penting juga didalam kehidupan, karena dengan adanya fisik yang sempurna sedikit banyaknya akan memberi dampak positif terhadap pendidikan. Begitu juga dengan fisik yang dimiliki oleh AN“H” yang memiliki tinggi tubuh 158 cm dengan berat badan 40 kg. Dengan fisik yang sedemikian AN“H” dengan mudah bergaul dengan siapapun, baik dilingkungan keluarga,sekolah maupun masyarakat.
2.            Mental Anak
Mental adalah hal yang penting didalam kehidupan. Karena mental dapat memberikan efek positif dan negatif terhadap anak didik. Mental yang dimiliki AN“H” bisa disebut mental yang bagus. Dimana AN“H” disekolah dipercaya menjadi ketua OSIS.
3.            Kelemahan Anak
AN“H” meiliki kelemahan dibidang pergaulan. AN“H” tidak pernah memilih dalam hal berteman. Dengan demikian apabila AN“H” tidak mendapat perhatian penuh dari keluarga akan mengakibatkan bahaya bagi perkembangan pribadinya, karena AN“H” mudah terpengaruh oleh hal – hal yang berbau negatif, seperti merokok.


4.            Kelebihan Anak
AN“H” memiliki kelebihan dibidang organisasi dan science, seperti organisasi kepramukaan dimana AN“H” terpilih mewakili sekolahan dimana dia belajar untuk mengikuti kegiatan keparamukaan di Rokan Hulu (Rohul) bulan Desember 2010 kemarin. Sedangkan pada bidang science AN“H” termasuk pelajar yang ahli dibidang Matematika.

B.    PERMASALAHAN ANAK
1.    Terhadap diri sendiri
AN“H” memiliki permasalahan pada pribadinya dimana AN“H” merasa kurang percaya diri pada kemampuan diri sendiri, seperti apabila AN“H” diberi kesempatan dia selalu menolak seakan – akan tidak memiliki keahlian dibidang tersebut. Untungnya AN“H” memiliki orangtua yang bisa memberi motivasi terhadap apa yang menjadi kendalanya.
2.    Orangtua
Menurut interview yang saya lakukan terhadap AN“H”. Anak ini tidak banyak memiliki permasalahan terhadap orangtuanya hanya saja apabila dia menginginkan sesuatu orangtuanya selalu melarang dengan alasan apa yang ia inginkan berbahaya, seperti keluar malam yang sampai saat ini dia selalu dilarang untuk keluar malam.
3.    Lingkungan
Lingkungan dimana  AN“H” tinggal adalah lingkungan yang sangat harmonis, dimana antar tetangga hubungan komunikasi sangat baik. Baik berupa hubungan dengan tetangga jauh maupun dekat dan tempat tinggal AN“H” pada setiap malam minggunya selalu dijadikan tempat kumpul bagi anak – anak seusianya.
4.    Sekolah
Hubungan dengan sekolah sangat baik, hanya saja AN“H” selalu merasa kurang puas dengan fasilitas ataupun penerapan metode belajar di sekolahannya. Dengan rasa kurang puasnya AN“H” harus mengambil tambahan belajar diluar sekolah, seperti kursus komputer dan bahasa inggris.
 
BAB IV
DASAR TEORISTIS

A.     PENGERTIAN LINGKUNGAN
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar diri individu. Setiap individu hidup didalam suatu lingkungan, melalui interaksi dengan lingkungannya ia memperoleh pengalaman. Lingkungan sekitar dimana individu hidup akan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Dengan demikian pendidikan adalah hidup atau kehidupan itu sendiri, yang artinya semua pengalaman hidup yang berlangsung didalam lingkungan yang berpengaruh positif bagi perkembangan individu adalah pendidikan.
Pendidikan itu sendiri dapat berlangsung didalam berbagai lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan Informal (keluarga), lingkungan pendidikan formal (sekolah), dan didalam lingkungan pendidikan nonformal (masyarakat). Dengan adanya ketiga lingkungan ini Ki Hadjar mengemukakan konsep yang dikenal sebagai Tri Pusat Pendidikan. Didalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 13 juga mengemukakan “jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal”.
1.      KELUARGA
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat universal, yang artinya terdapat disetiap tempat didunia (universe). Dalam arti sempit keluarga adalah unit sosial yang terdiri atas dua orang (suami, istri) atau lebih (ayah, ibu, dan anak) berdasarkan ikatan pernikahan, sedangkan dalam arti luas keluarga adalah unit sosial yang berdasarkan hubungan darah atau keturunan, yang terdiri atas beberapa keluarga.
Sedangkan menurut Kamanto Sunarto (1993), keluarga dibedakan menjadi keluarga batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Kaluarga batih adalah keluarga kecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak, sedangkan keluarga luas adalah keluarga yang terdiri atas beberapa keluarga batih. Dan yang terjadi pada keluarga TN “M” adalah keluarga batih, yang memiliki 1 orang istri dan 3 orang anak. AN“H” adalah anak yang terakhir atau bungsu.
a.                  Fungsi Keluarga
Menurut ahli antropologi keluarga bersifat universal, George Peter Murdock (sudardja Adiwikarta, 1988) mengemukakan empat fungsi keluarga yang bersifat universal :
  1. Sebagai pranata yang membenarkan hubungan seksual antara pria dan wanita dewasa berdasarkan pernikahan.
  2. Mengembangkan keturunan.
  3. Melaksanakan pendidikan.
  4. Sebagai kesatuan ekonomi.
AN“H” mendapat pendidikan yang sangat layak dan penuh dengan kedisiplinan dimana pada setiap malam AN“H” selalu belajar tentang apa yang akan dipelajarinya pada esok harinya, dengan demikian  AN“H” tidak pernah merasa kesulitan untuk menghadapi pelajaran yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Penerapan pendidikan yang baik ini didapat oleh AN“H” sejak masih kecil, yang nantinya bakal menjadi dasar bagi pendidikan dan kehidupannya dimasa yang akan datang. Hal ini sebagaimana dikemukakan M.I. Solaeman (1985) bahwa : “Pengalaman dan perlakuan yang didapat anak dari lingkungannya semasa kecil dan dari keluarganya menggariskan semacam pola hidup bagi kehidupan selanjutnya. Adler menyebut pola hidup ini dengan kata Leitlinie, yang artinya semacam garis yang membimbing kehidupannya, yang sadar atau tidak sadar diusahakan anak untuk meraihnya”.
b.                  Situasi Keluarga
Berbagai faktor yang terjadi didalam keluarga akan turut menentukan kualitas hasil pendidikan anak. Dimulai dari jenis keluarga, gaya kepemimpinan orangtua, kedudukan anak dalam keluarga, fasilitas yang ada didalam keluarga, hubungan keluarga dengan dunia luar, status sosial ekonomi orangtua, dan masih banyak lagi faktor – faktor keluarga yang dapat mempengaruhi kualitas daripada pendidikan sang anak.
Pada kenyataan yang dialami oleh AN“H” baik mengenai jenis keluarga, gaya kepemimpinan, fasilitas. Semua itu dia dapatkan dengan baik, terutama dalam urusan pendidikan. Alat pendidikan apa saja dia dapatkan, mulai dari komputer, papan tulis, media peraga dan pada jenis yang lain AN“H” mendapatkan bimbingan belajar terutama pada mata pelajaran Matematika, karena selain didukung oleh TN“M” yang berprofesi sebagai guru Matematika di SMP dimana AN“H” belajar, AN“H” juga termasuk anak didik yang sangat menggemari mata pelajaran matematika. Menurut AN“H” mata pelajaran ini sangat menyenangkan, artinya mata tidak dibuat ngantuk karena otak selalu berfikir. Dari sudut pandang ekonomi, keluarga TN“M” bukanlah termasuk keluarga yang ekonominya berada pada tingkatan kelas atas. Namun, berada pada tingkat menengah kebawah. Itu dapat diambil contoh dari uang belanja AN“H” dalam sehari hanya menghabiskan atau diberi Rp. 5.000 uang belanja disekolah dan dirumah. Namun, AN“H” berpikir positif bahwa yang dilakukan TN“M” kepadanya semata – mata untuk keberhasilan pendidikannya dimasa yang akan datang, karena AN“H” bercita – cita ingin kuliah seperti kakaknya.
2.      SEKOLAH
Menurut Odang Muchtar (1991) mengatakan bahwa sekolah merupakan suatu satuan (unit) sosial tau lembaga sosial yang secara sengaja dibangun dengan kekhususan tugasnya untuk melaksanakan proses pendidikan. Didalam pasal 36 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia  dengan memperhatikan :
a.         Peningkatan Iman dan Taqwa
b.         Peningkatan Akhlak Mulia
c.          Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
d.         Keragaman potensi daerah dan lingkungan
e.         Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
f.           Tuntutan dunia kerja
g.         Perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
h.         Agama
i.           Dinamika perkembangan global
j.           Persatuan nasional dan nilai – nilai kebangsaan
Selanjutnya pada pasal 37 dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat :
a.   Pendidikan agama
b.   Pendidikan kewarganegaraan
c.   Bahasa
d.   Matematika
e.   Ilmu pengetahuan alam
f.    Ilmu pengetahuan sosial
g.   Seni dan budaya
h.  Pendidikan jasmani dan olahraga
i.    Keterampilan/kejuruan
j.    Muatan lokal
Secara logika tanggung jawab pendidikan anak pada orangtua namun secara formal dalam pendidikan di sekolah pendidik (guru, dan sebagainya) bertanggung jawab atas pendidikan anak (peserta didik). Dengan demikian antara sekolah (pendidik) dengan orangtua harus terjalin kerjasama yang baik dalam rangka pendidikan. Begitu juga yang dilakukan oleh orangtua AN“H” yang selalu menjalin kerjasama yang baik dengan sekolah. Faktanya AN“H” tidak pernah mendapatkan permasalahan dibidang pendidikan. Walaupun orangtua AN“H” bekerja sebagai guru disekolahnya AN“H” tidak pernah bersikap seolah – olah nilai bagus akan mudah ia dapatkan karena orangtuanya sebagai guru.
Sekolahan yang digunakan oleh AN“H” sebagai wahana pendidikannya merupakan sekolahan yang berakreditasi A dimana sekolah ini dari tahun ketahun mengalami perkembangan terutama dibidang penerimaan siswa baru yang sekarang siswanya mencapai 1900 siwa dari kelas VII sampai Kelas IX dimana pada setiap kelasnya ada 4 lokal dan setiap lokalnya mencapai 40 siswa kurang lebihnya. AN“H” selalu merasa bahagia disekolah, karena tenaga pendidiknya rata – rata berpendidikan tinggi atau Sarjana, walaupun sekolahan tersebut masih banyak kekurangan. Namun AN“H” merasa bersyukur berada disekolahan tersebut.
3.      MASYARAKAT
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang berintregasi secara terorganisasi, menempati daerah tertentu, dan mengikuti suatu cara hidup atau budaya tertentu. Masayarakat juga disebut sebagai wahana pendidikan atau yang disebut lingkungan pendidikan Nonformal. Masyarakat dapat dibedakan dalam berbagai jenis yaitu, masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community).  Secara umum masyarakat memiliki persamaan, namun secara khusus masyarakat memiliki perbedaan baik dibidang sosial, karakteristik, dan nilai – nilai budayanya.
a.                    Masyarakat Sebagai Lingkungan Pendidikan Nonformal
Didalam lingkungan masyarakat setiap orang akan memperoleh pengalaman tentang berbagai hal, misalnya pengalaman hubungan sosial, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Begitu juga dengan AN“H” yang sejauh ini sudah mendapat pengalaman selama bergaul dengan masyarakat, misalnya karena AN“H” tinggal dilingkungan masyarakat yang didominasi oleh suku jawa AN“H” harus bersikap seperti orang jawa dimana orang jawa memiliki khas sikap ramah. Dengan begitu AN“H” juga memiliki sikap ramah terhadap sesama, menghormati yang lebih tua, dan menyayangi yang lebih muda.
AN“H” memang berasal dari keturunan melayu dan jawa, namun secara logis AN“H” lebih banyak mengikuti ibunya daripada ayahnya, itu terbukti AN“H” selalu merasa kesulitan apabila diajak berbicara menggunakan bahasa melayu yaitu bahasa ayahnya. Namun, apabila diajak berbahasa jawa AN“H” langsung menanggapi dengan cepat.
Didalam lingkungan masyarakat juga setiap orang akan memperoleh pengaruh yang sifatnya mendidik dari orang – orang yang disekitarnya, baik dari teman sebaya maupun orang dewasa melalui interaksi sosial secara langsung atau tatp muka. Namun didalam pendidikan yang namanya pengaruh tidak hanya interaksi secara langsung saja, misalnya menonton televisi, buku – buku, koran, dan cerita.
AN“H” dan keluarga tinggal dimasyarakat pedesaan dimana AN“H” hanya dapat berinteraksi dengan orang – orang disekelilingnya saja, sedangkan yang lainnya melalui televisi, komputer, dan buku. Mengenai koran AN“H” sangat jarang sekali membaca, karena lingkungan yang tidak mendukung.
Mengenai lembaga pendidikan nonformal yang berstruktur dan berjenjang yang bisa didapatkan didalam lingkungan masyarakat adalah seperti, Paket A, kelompok belajar Paket B, kursus komputer dan bahasa inggris. Sedangkanj yang tidak terstruktur dan tidak berjenjang adalah ceramah keagamaan yang ditayangkan ditelevisi, dan penyampaian onformasi melalui koran.
b.  Tanggung Jawab dan Fungsi Lingkungan Pendidikan Nonformal
Benar adanya lingkungan adalah sebagai tanggung jawab pemerintah. Selain daripada itu juga menjadi tanggung jawab bersama para orang dewasa (masyarakat) yang ada dilingkungan masyarakat bersangkutan. Mengenai fungsinya, lingkungan pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, pelengkap, penambah, dan juga pengembang pendidikan dilingkungan keluarga dan sekolah. Walaupun secara garis besar banyak tanggung jawabnya, namun masyarakat hanyalah sebatas masyarakat yang memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
1.    Secara faktual tujuan pendidikannya lebih menekankan pada pengembangan keterampilan praktis
2.    Peserta didiknya bersifat heterogen
3.    Isi programnya ada yang secara tertulis juga ada yang tidak secara tertulis
4.    Dapat terstrukutur dan dapat juga tidak terstruktur
5.    Waktu pendidikan terjadwal secara ketat
4.      HUBUNGAN KELUARGA, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT
Pada masyarakat tradisional pendidikan cukup dilaksanakan dilingkungan keluarga dan masyarakat saja. Akan tetapi pada masyarakat modern, keluarga tidak dapat lagi memenuhi semua kebutuhan dan aspirasi maupun keterampilan untuk melaksanakan peranannya didalam masyarakat. Dengan demikian sekolah dan masyarakat berfungsi sebagai pengganti peran daripada keluarga untuk melengkapi pendidikan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga.
Anak didik berasal dari berbagai keluarga dengan latar belakang sosial budayanya masing – masing. Sekolah mendapat tanggung jawab dan mandat dari orangtua dan masyarakat untuk melengkapi pendidikan anak didik. Untuk itu sekolah tidak boleh melaksanakan pendidikan sendiri tanpa memperhatikan aspirasi keluarga dan masyarakat. Contohnya adalah didalam sekolah diadakannya Komite Sekolah yang peranannya mewakili seluruh keluarga dan masyarakat dalam menghubungkan kepada sekolah.
Sejauh ini bisa dikatakan pendidikan sekolah sangat penting, tetapi sekolah tidak mampu memberikan keseluruhan kebutuhan pendidikan bagi peserta didiknya juga belum bisa menampung seluruh anak usia sekolah, oleh karena itu pendidikan disekolah perlu dilengkapi, ditambah, dan dikembangkan melalui pendidikan didalam lingkungan masyarakat.
B.     PENGARUH LINGKUNGAN TRIPUSAT
Lingkungan Tripusat merupakan satuan dari Lingkungan Formal (sekolah), Informal (keluarga), dan Nonformal (masyarakat). Ketiga lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental anak didik didalam pendidikan. Apabila pengaruhnya bersifat positf, maka perkembangan mental anak didik akan baik, akan tetapi apabila pengaruhnya bersifat negatif, maka perkembangan mental anak didik akan terhambat.
Contoh pengaruh positif lingkungan Tripusat terhadap perkembangan mental anak didik. Didalam lingkungan sekolah dan keluarga yang pastinya akan menerapkan metode atau aliran pendidikan untuk menunjang keberhasilan anak didik mereka, seperti menerapkan aliran konvergensi pada anak didik. Yang artinya bakat pada seorang anak sudah dimiliki dan lingkungan disekitarnya memberikan dukungan terhadap bakat yang dimiliki oleh anak tersebut. Mulai dari lingkungan keluarga, Sekolah, Masyarakat, dan pengalaman hidup anak tersebut. Maka perkembangan mental anak didik akan berkembang dengan baik, karena apa yang dimiliki anak didik dikembangkan dengan baik pula.
Begitu juga yang terjadi pada AN“H” dimana bakat yang dimilikinya adalah matematika, dan bakat tersebut tersalur dengan baik yang didukung oleh pendidikan sekolah yang baik, orangtua yang baik pula, dan tidak ketinggalan peran masyarakat dengan mengadakan tempat kursus.
Sedangkan pengaruh negatifnya adalah apabila lingkungan Tripusat menerapkan aliran Progesivisme terhadap anak didik, yang artinya aliran ini memberikan perlawanan terhadap formalisme yang berlebihan dan membosankan dari sekolah atau pendidikan yang tradisional. Contohnya, Progesivisme menolak pendidikan yang bersifat otoriter, menolak penekanan atas disiplin yang keras, menolak konsep dan cara – cara pendidikan yang hanya berperan untuk mentransfer kebudayaan masyarakat pada generasi muda. Padahal sifat yang realitas yang serba berubah, fleksibel, partikular, dan bahwa nilai – nilai tersebut relatif. Sebab nilai tersebut dapat menimbulkan pandangan pendidikan yang berubah – ubah, pelaksanaan yang tidak stabil dan tidak menentu, bahkan dapat menimbulkan kehilangan arah pendidikan. Oleh karena itu pendidikan harus bersendikan nilai – nilai yang dapat mendatangkan kestabilan, seperti pemilihan nilai – nilai yang mempunyai tata yang jelas dan yang telah teruji dari waktu kewaktu. Dengan demikian pengaruh yang positif haruslah selalu diterapkan didalam pendidikan.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Apapun yang telah dikemukakan para Ahli tentang lingkungan baik lingkungan Formal, Informal, dan Nonformal. Maka dapat disimpulkan bahwasannya ketiga lingkungan tersebut tidak akan dapat terpisahkan demi mendapat pendidikan yang bagus. Seperti yang dilakukan oleh keluarga TN“M” terhadap AN“H” yang tidak pernah memisahkan ketiga lingkungan tersebut dengan tujuan agar pendidikan anak mereka dapat tercapai dengan baik, yang sejauh ini Pendidikan Formal, Informal, dan Nonformal dapat dirasakan oleh AN“H”.












B. SARAN
Apabila pendidikan anak didik ingin tercapai dengan baik, maka jangan pernah memisahkan antar ketiga lingkungan tersebut. Dimana ketiganya sangat berperan penting terhadap pendidikan anak didik. Dan mudah – mudahan apa yang dilakukan oleh keluarga TN“M” sejauh ini dapat dipertahankan sampai anak mereka berhasil didalam pendidikan dan berhasil meraih cita – citanya. 
 
DAFTAR PUSTAKA

Din Wahyudi “Pengantar Pendidikan” Jakarta : Universitas Terbuka, 2008
Drs. Agus Taufik, M. Pd “Pendidikan Anak Di SD” Jakarta : Universitas Terbuka, 2009
Dra. Puji Lestari Prianto, M. Psi “Pendidikan Anak Di SD” Jakarta : Universitas Terbuka, 2009
Hera Lestari, Mikarsa, Ph. D “Pendidikan Anak Di SD” Jakarta : Universitas Terbuka, 2009
Tatang Saripuddin “Pengantar Pendidikan” Jakarta : Universitas Terbuka, 2008
 
         YAYASAN PENDIDIKAN AULIAURRASYIDIN

Newer Post Home

0 comments:

Post a Comment