Psikologi
STUDI KASUS
LINGKUNGAN PENDIDIKAN TRIPUSAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP
INDIVIDU
Tugas Mandiri Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Tugas Matakuliah Psikologi Belajar
Disusun Oleh :
Nama : SUDARWANTO
NIMKO : 1209.10.06125
Program : STRATA SATU (S – I)
Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
Semester : II (dua)
Dosen Pengampu : Hermanto, S. Psi
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AULIAURRASYIDIN
TEMBILAHAN
2011
MOTTO
1. Where There is Will Ther is a Way.
2. Hidup tanpa Pendidikan Bagaikan Manusia Berjalan Tanpa Kaki.
3. My Life Is My Education.
4. Ingin Menjadi yang Terbaik bagi Agama, Nusa dan Bangsa, Orang Tua dan Masyarakat.
PERSEMBAHAN
Makalah
ini Penulis persembahkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Karunia
Rahmat dan Hidayah – Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Makalah
ini tepat pada waktunya, dan juga Penulis persembahkan kepada :
1. Kedua
Orang tuaku yang tercinta, adikku Riski Dwi Prasetio serta Keluarga
besarku yang telah memberikan dukungan Moril dan Spiritual serta do’anya
selama ini.
2. Bapak
Dosen Pengampu yang Penulis Hormati, Bapak Hermanto, S. Ps.I yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Makalah ini.
3. Teman – teman baikku sejurusan yang telah memberikan Motivasi hingga tersusunnya Makalah ini.
4. Keluarga
TN“M” yang telah menjalin kerjasama demi kelancaran dan tersusunnya
makalah studi kasus ini dan penulis ucapkan banyak terimakasih.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat – Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “LINGKUNGAN PENDIDIKAN TRIPUSAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDIVIDU”.
Dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia
biasa,penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi
tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya ilmiah meskipun tersusun sangat sederhana.
Kami menyadari tanpa kerja sama antara Keluarga TN”M”
dan penulis serta beberapa kerabat yang memberi berbagai masukan yang
bermanfaat bagi penulis demi tersusunnya karya tulis ilmiah ini. Untuk
itu penulis mengucapakan terima kasih kepada pihak yamg tersebut diatas
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan
saran demi kelancaran penyusunan karya ilmiah ini.
Demikian
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak
yang bersifat membangun.
Tembilahan, 15 Maret 2011
PENULIS
SUDARWANTO
NIMKO. 1209.10.06125
DAFTAR ISI
MOTTO…………………………………………………………………....
|
i
|
PERSEMBAHAN…………………………………………………….......
|
ii
|
KATA PENGANTAR……………...……………………………………..
|
iii
|
DAFTAR ISI……………………………………………………………....
|
iv
|
BAB I PENDAHULUAN
| |
A. Latar Belakang.............…………...……………………….......
|
1
|
B. Tujuan Penulisan...………………………………………….....
|
2
|
C. Manfaat Penulisan...……………………………………….......
|
2
|
BAB II IDENTITAS RESPONDEN
| |
A. Data Responden...................................................................
|
3
|
B. Data Orangtua Responden...................................................
|
3
|
C. Observasi Yang Dilakukan...................................................
|
4
|
BAB III PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
| |
A. Keadaan Anak
| |
1. Fisik Anak.........................................................................
|
5
|
2. Mental Anak.....................................................................
|
5
|
3. Kelemahan Anak..............................................................
|
5
|
4. Kelebihan Anak................................................................
|
6
|
B. Permasalahan Anak
| |
1. Terhadap Diri Sendiri.......................................................
|
6
|
2. Orangtua..........................................................................
|
6
|
3. Lingkungan.......................................................................
|
6
|
4. Sekolah............................................................................
|
7
|
BAB IV DASAR TEORISTIS
| |
A. Pengertian Lingkungan........................................................
|
8
|
B. Pengertian Lingkungan Tripusat..........................................
|
17
|
BAB V PENUTUP
| |
A. Kesimpulan ….....................................................................
|
19
|
B. Saran ..................................................................................
|
20
|
DAFTAR PUSTAKA
| |
LAMPIRAN – LAMPIRAN
| |
- Keterangan Ijin Penelitian
| |
- Keterangan Telah Melakukan Penelitian
| |
- Identitas Penulis
| |
- Transkip Nilai Rapor Responden
| |
- Piagam Penghargaan Bidang Sepakbola
| |
- Piagam Penghargaan Peserta Jambore Daerah Riau
| |
- Piagam Penghargaan Pidato Bahasa Inggris
|
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Pendidikan mengakibatkan permasalahan di bidang Pendidikan
berkembang kompleks. Di samping itu meningkatkan Pendidikan masyarakat
secara keseluruhan dan kesadaran masyarakat tentang pelaksanaan Pendidikan.
Jika dianalisa kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Pendidikan yang telah dicapai dewasa ini, seharusnya semakin memberi kepuasan untuk hidup berpendidikan sehingga menghasilkan ketenangan dan kebahagian yang lebih banyak kepada individu dalam hidupnya. Akan tetapi, kenyataan tidaklah demikian, individu dan keluarga masih diliputi oleh berbagai macam permasalahan – permasalahan akibat lingkungan dimana anak didik berada serta mencari Ilmu pendidikan kurang memberi Aprersiasi berupa dorongan dan motivator terhadap anak didik untuk mendapat pendidikan yang layak.
Dengan
demikian bisa dikatakan lingkungan sangat berperan penting dalam
keberhasilan anak didik untuk memperoleh pendidikan. Dimana, apabila
lingkungan tempat anak didik berada adalah lingkungan yang baik, maka
besar kemungkinan keberhasilan yang akan diperoleh. Lingkungan diatas
berupa lingkungan pendidikan Tripusat (keluarga, sekolah, dan masyarakat).
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran pelaksanaan Pendidikan Keluarga TN”M” terhadap AN”H” yang sesuai dengan Ilmu Pengetahuan dan tata cara mendidik yang benar.
2. Tujuan Khusus
Agar Keluarga TN”M” lebih memahami dan mengetahui seberapa penting mendidik anak pada usia Remaja untuk kepentingan dimasa yang akan datang.
C. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menyelesaikan tugas pada Mata Kuliah Psikologi Sebagai bahan dalam memberikan sumbangan pemikiran pada Keluarga TN”M” dalam meningkatan Pendidikan pada AN”H”.
2. Untuk mengetahui apakah Pendidikan pada AN”H” telah terpenuhi dengan baik atau sebaliknya.
BAB II
IDENTITAS RESPONDEN
A. DATA RESPONDEN
a. Nama : HAFIZ ABDILLAH
b. Tempat Lahir : Blok – D Rumbai Jaya
c. Tanggal Lahir : 05 Oktober 1996
d. Kelas : VIII
e. Tempat Sekolah : SMP Negeri 01 Rumbai Jaya
f. Alamat Rumah : Blok – D rumbai Jaya Kecamatan Kempas
g. Hobby : Pramuka, Sepakbola
B. DATA ORANGTUA RESPONDEN
Ayah :
a. Nama : MARDANAS
b. Tempat Lahir : Bangkinang
c. Tanggal Lahir : 23 Juni 1964
d. Pendidikan Terakhir : D 2 UNRI
e. Alamat Saat Ini : Blok – D rumbai Jaya Kecamatan Kempas
f. Alamat Rumah : Blok – D rumbai Jaya Kecamatan Kempas
Ibu :
a. Nama : SRI RAHAYU MARIATI
b. Tempat Lahir : Purwakarta Jawa Barat
c. Tanggal Lahir : 30 Agustus 1976
d. Pendidikan Terakhir: Madrasah Tsanawiyah (MTs)
e. Alamat Saat Ini : Blok – D rumbai Jaya Kecamatan Kempas
f. Alamat Rumah : Blok – D rumbai Jaya Kecamatan Kempas
C. OBSERVASI YANG DILAKUKAN
1. Observasi Pertama
Hari : Selasa
Tanggal : 01 Maret 2011
Pukul : 20:00 s.d 21:00
Tempat : Dirumah Responden
2. Observasi Kedua
Hari : Senin
Tanggal : 07 Maret 2011
Pukul : 20:05 s.d 21:15
Tempat : Dirumah Responden
3. Observasi Ketiga
Hari : Kamis
Tanggal : 10 Maret 2011
Pukul : 19:30 s.d 21:00
Tempat : Diwarung Mi Ayam
BAB III
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
A. KEADAAN ANAK
1. Fisik Anak
Fisik
merupakan hal yang penting juga didalam kehidupan, karena dengan adanya
fisik yang sempurna sedikit banyaknya akan memberi dampak positif
terhadap pendidikan. Begitu juga dengan fisik yang dimiliki oleh AN“H”
yang memiliki tinggi tubuh 158 cm dengan berat badan 40 kg. Dengan fisik
yang sedemikian AN“H” dengan mudah bergaul dengan siapapun, baik
dilingkungan keluarga,sekolah maupun masyarakat.
2. Mental Anak
Mental
adalah hal yang penting didalam kehidupan. Karena mental dapat
memberikan efek positif dan negatif terhadap anak didik. Mental yang
dimiliki AN“H” bisa disebut mental yang bagus. Dimana AN“H” disekolah
dipercaya menjadi ketua OSIS.
3. Kelemahan Anak
AN“H”
meiliki kelemahan dibidang pergaulan. AN“H” tidak pernah memilih dalam
hal berteman. Dengan demikian apabila AN“H” tidak mendapat perhatian
penuh dari keluarga akan mengakibatkan bahaya bagi perkembangan
pribadinya, karena AN“H” mudah terpengaruh oleh hal – hal yang berbau
negatif, seperti merokok.
4. Kelebihan Anak
AN“H” memiliki kelebihan dibidang organisasi dan science,
seperti organisasi kepramukaan dimana AN“H” terpilih mewakili sekolahan
dimana dia belajar untuk mengikuti kegiatan keparamukaan di Rokan Hulu
(Rohul) bulan Desember 2010 kemarin. Sedangkan pada bidang science AN“H” termasuk pelajar yang ahli dibidang Matematika.
B. PERMASALAHAN ANAK
1. Terhadap diri sendiri
AN“H”
memiliki permasalahan pada pribadinya dimana AN“H” merasa kurang
percaya diri pada kemampuan diri sendiri, seperti apabila AN“H” diberi
kesempatan dia selalu menolak seakan – akan tidak memiliki keahlian
dibidang tersebut. Untungnya AN“H” memiliki orangtua yang bisa memberi
motivasi terhadap apa yang menjadi kendalanya.
2. Orangtua
Menurut interview
yang saya lakukan terhadap AN“H”. Anak ini tidak banyak memiliki
permasalahan terhadap orangtuanya hanya saja apabila dia menginginkan
sesuatu orangtuanya selalu melarang dengan alasan apa yang ia inginkan
berbahaya, seperti keluar malam yang sampai saat ini dia selalu dilarang
untuk keluar malam.
3. Lingkungan
Lingkungan dimana AN“H”
tinggal adalah lingkungan yang sangat harmonis, dimana antar tetangga
hubungan komunikasi sangat baik. Baik berupa hubungan dengan tetangga
jauh maupun dekat dan tempat tinggal AN“H” pada setiap malam minggunya
selalu dijadikan tempat kumpul bagi anak – anak seusianya.
4. Sekolah
Hubungan
dengan sekolah sangat baik, hanya saja AN“H” selalu merasa kurang puas
dengan fasilitas ataupun penerapan metode belajar di sekolahannya.
Dengan rasa kurang puasnya AN“H” harus mengambil tambahan belajar diluar
sekolah, seperti kursus komputer dan bahasa inggris.
BAB IV
DASAR TEORISTIS
A. PENGERTIAN LINGKUNGAN
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada diluar diri individu. Setiap individu
hidup didalam suatu lingkungan, melalui interaksi dengan lingkungannya
ia memperoleh pengalaman. Lingkungan sekitar dimana individu hidup akan
mempengaruhi perkembangan pribadinya. Dengan demikian pendidikan adalah
hidup atau kehidupan itu sendiri, yang artinya semua pengalaman hidup
yang berlangsung didalam lingkungan yang berpengaruh positif bagi
perkembangan individu adalah pendidikan.
Pendidikan
itu sendiri dapat berlangsung didalam berbagai lingkungan, yaitu
lingkungan pendidikan Informal (keluarga), lingkungan pendidikan formal
(sekolah), dan didalam lingkungan pendidikan nonformal (masyarakat).
Dengan adanya ketiga lingkungan ini Ki Hadjar mengemukakan konsep yang
dikenal sebagai Tri Pusat Pendidikan. Didalam UU RI No. 20
Tahun 2003 Pasal 13 juga mengemukakan “jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, nonformal, dan informal”.
1. KELUARGA
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat universal, yang artinya terdapat disetiap tempat didunia (universe). Dalam
arti sempit keluarga adalah unit sosial yang terdiri atas dua orang
(suami, istri) atau lebih (ayah, ibu, dan anak) berdasarkan ikatan
pernikahan, sedangkan dalam arti luas keluarga adalah unit sosial yang
berdasarkan hubungan darah atau keturunan, yang terdiri atas beberapa
keluarga.
Sedangkan menurut Kamanto Sunarto (1993), keluarga dibedakan menjadi keluarga batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family). Kaluarga
batih adalah keluarga kecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak,
sedangkan keluarga luas adalah keluarga yang terdiri atas beberapa
keluarga batih. Dan yang terjadi pada keluarga TN “M” adalah keluarga
batih, yang memiliki 1 orang istri dan 3 orang anak. AN“H” adalah anak
yang terakhir atau bungsu.
a. Fungsi Keluarga
Menurut ahli antropologi keluarga bersifat universal, George Peter Murdock (sudardja Adiwikarta, 1988) mengemukakan empat fungsi keluarga yang bersifat universal :
- Sebagai pranata yang membenarkan hubungan seksual antara pria dan wanita dewasa berdasarkan pernikahan.
- Mengembangkan keturunan.
- Melaksanakan pendidikan.
- Sebagai kesatuan ekonomi.
AN“H”
mendapat pendidikan yang sangat layak dan penuh dengan kedisiplinan
dimana pada setiap malam AN“H” selalu belajar tentang apa yang akan
dipelajarinya pada esok harinya, dengan demikian AN“H”
tidak pernah merasa kesulitan untuk menghadapi pelajaran yang diberikan
oleh gurunya di sekolah. Penerapan pendidikan yang baik ini didapat oleh
AN“H” sejak masih kecil, yang nantinya bakal menjadi dasar bagi
pendidikan dan kehidupannya dimasa yang akan datang. Hal ini sebagaimana
dikemukakan M.I. Solaeman (1985) bahwa : “Pengalaman dan
perlakuan yang didapat anak dari lingkungannya semasa kecil dan dari
keluarganya menggariskan semacam pola hidup bagi kehidupan selanjutnya. Adler menyebut pola hidup ini dengan kata Leitlinie, yang artinya semacam garis yang membimbing kehidupannya, yang sadar atau tidak sadar diusahakan anak untuk meraihnya”.
b. Situasi Keluarga
Berbagai
faktor yang terjadi didalam keluarga akan turut menentukan kualitas
hasil pendidikan anak. Dimulai dari jenis keluarga, gaya kepemimpinan
orangtua, kedudukan anak dalam keluarga, fasilitas yang ada didalam
keluarga, hubungan keluarga dengan dunia luar, status sosial ekonomi
orangtua, dan masih banyak lagi faktor – faktor keluarga yang dapat
mempengaruhi kualitas daripada pendidikan sang anak.
Pada
kenyataan yang dialami oleh AN“H” baik mengenai jenis keluarga, gaya
kepemimpinan, fasilitas. Semua itu dia dapatkan dengan baik, terutama
dalam urusan pendidikan. Alat pendidikan apa saja dia dapatkan, mulai
dari komputer, papan tulis, media peraga dan pada jenis yang lain AN“H”
mendapatkan bimbingan belajar terutama pada mata pelajaran Matematika,
karena selain didukung oleh TN“M” yang berprofesi sebagai guru
Matematika di SMP dimana AN“H” belajar, AN“H” juga termasuk anak didik
yang sangat menggemari mata pelajaran matematika. Menurut AN“H” mata
pelajaran ini sangat menyenangkan, artinya mata tidak dibuat ngantuk
karena otak selalu berfikir. Dari sudut pandang ekonomi, keluarga TN“M”
bukanlah termasuk keluarga yang ekonominya berada pada tingkatan kelas
atas. Namun, berada pada tingkat menengah kebawah. Itu dapat diambil
contoh dari uang belanja AN“H” dalam sehari hanya menghabiskan atau
diberi Rp. 5.000 uang belanja disekolah dan dirumah. Namun, AN“H”
berpikir positif bahwa yang dilakukan TN“M” kepadanya semata – mata
untuk keberhasilan pendidikannya dimasa yang akan datang, karena AN“H”
bercita – cita ingin kuliah seperti kakaknya.
2. SEKOLAH
Menurut Odang Muchtar
(1991) mengatakan bahwa sekolah merupakan suatu satuan (unit) sosial
tau lembaga sosial yang secara sengaja dibangun dengan kekhususan
tugasnya untuk melaksanakan proses pendidikan. Didalam pasal 36 UU RI
No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan :
a. Peningkatan Iman dan Taqwa
b. Peningkatan Akhlak Mulia
c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik
d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
f. Tuntutan dunia kerja
g. Perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
h. Agama
i. Dinamika perkembangan global
j. Persatuan nasional dan nilai – nilai kebangsaan
Selanjutnya pada pasal 37 dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat :
a. Pendidikan agama
b. Pendidikan kewarganegaraan
c. Bahasa
d. Matematika
e. Ilmu pengetahuan alam
f. Ilmu pengetahuan sosial
g. Seni dan budaya
h. Pendidikan jasmani dan olahraga
i. Keterampilan/kejuruan
j. Muatan lokal
Secara
logika tanggung jawab pendidikan anak pada orangtua namun secara formal
dalam pendidikan di sekolah pendidik (guru, dan sebagainya) bertanggung
jawab atas pendidikan anak (peserta didik). Dengan demikian antara
sekolah (pendidik) dengan orangtua harus terjalin kerjasama yang baik
dalam rangka pendidikan. Begitu juga yang dilakukan oleh orangtua AN“H”
yang selalu menjalin kerjasama yang baik dengan sekolah. Faktanya AN“H”
tidak pernah mendapatkan permasalahan dibidang pendidikan. Walaupun
orangtua AN“H” bekerja sebagai guru disekolahnya AN“H” tidak pernah
bersikap seolah – olah nilai bagus akan mudah ia dapatkan karena
orangtuanya sebagai guru.
Sekolahan
yang digunakan oleh AN“H” sebagai wahana pendidikannya merupakan
sekolahan yang berakreditasi A dimana sekolah ini dari tahun ketahun
mengalami perkembangan terutama dibidang penerimaan siswa baru yang
sekarang siswanya mencapai 1900 siwa dari kelas VII sampai Kelas IX
dimana pada setiap kelasnya ada 4 lokal dan setiap lokalnya mencapai 40
siswa kurang lebihnya. AN“H” selalu merasa bahagia disekolah, karena
tenaga pendidiknya rata – rata berpendidikan tinggi atau Sarjana,
walaupun sekolahan tersebut masih banyak kekurangan. Namun AN“H” merasa
bersyukur berada disekolahan tersebut.
3. MASYARAKAT
Masyarakat
adalah sekelompok manusia yang berintregasi secara terorganisasi,
menempati daerah tertentu, dan mengikuti suatu cara hidup atau budaya
tertentu. Masayarakat juga disebut sebagai wahana pendidikan atau yang
disebut lingkungan pendidikan Nonformal. Masyarakat dapat dibedakan dalam berbagai jenis yaitu, masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Secara
umum masyarakat memiliki persamaan, namun secara khusus masyarakat
memiliki perbedaan baik dibidang sosial, karakteristik, dan nilai –
nilai budayanya.
a. Masyarakat Sebagai Lingkungan Pendidikan Nonformal
Didalam
lingkungan masyarakat setiap orang akan memperoleh pengalaman tentang
berbagai hal, misalnya pengalaman hubungan sosial, politik, kebudayaan,
dan sebagainya. Begitu juga dengan AN“H” yang sejauh ini sudah mendapat
pengalaman selama bergaul dengan masyarakat, misalnya karena AN“H”
tinggal dilingkungan masyarakat yang didominasi oleh suku jawa AN“H”
harus bersikap seperti orang jawa dimana orang jawa memiliki khas sikap
ramah. Dengan begitu AN“H” juga memiliki sikap ramah terhadap sesama,
menghormati yang lebih tua, dan menyayangi yang lebih muda.
AN“H”
memang berasal dari keturunan melayu dan jawa, namun secara logis AN“H”
lebih banyak mengikuti ibunya daripada ayahnya, itu terbukti AN“H”
selalu merasa kesulitan apabila diajak berbicara menggunakan bahasa
melayu yaitu bahasa ayahnya. Namun, apabila diajak berbahasa jawa AN“H”
langsung menanggapi dengan cepat.
Didalam
lingkungan masyarakat juga setiap orang akan memperoleh pengaruh yang
sifatnya mendidik dari orang – orang yang disekitarnya, baik dari teman
sebaya maupun orang dewasa melalui interaksi sosial secara langsung atau
tatp muka. Namun didalam pendidikan yang namanya pengaruh tidak hanya
interaksi secara langsung saja, misalnya menonton televisi, buku – buku,
koran, dan cerita.
AN“H”
dan keluarga tinggal dimasyarakat pedesaan dimana AN“H” hanya dapat
berinteraksi dengan orang – orang disekelilingnya saja, sedangkan yang
lainnya melalui televisi, komputer, dan buku. Mengenai koran AN“H”
sangat jarang sekali membaca, karena lingkungan yang tidak mendukung.
Mengenai
lembaga pendidikan nonformal yang berstruktur dan berjenjang yang bisa
didapatkan didalam lingkungan masyarakat adalah seperti, Paket A,
kelompok belajar Paket B, kursus komputer dan bahasa inggris. Sedangkanj
yang tidak terstruktur dan tidak berjenjang adalah ceramah keagamaan
yang ditayangkan ditelevisi, dan penyampaian onformasi melalui koran.
b. Tanggung Jawab dan Fungsi Lingkungan Pendidikan Nonformal
Benar
adanya lingkungan adalah sebagai tanggung jawab pemerintah. Selain
daripada itu juga menjadi tanggung jawab bersama para orang dewasa
(masyarakat) yang ada dilingkungan masyarakat bersangkutan. Mengenai
fungsinya, lingkungan pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti,
pelengkap, penambah, dan juga pengembang pendidikan dilingkungan
keluarga dan sekolah. Walaupun secara garis besar banyak tanggung
jawabnya, namun masyarakat hanyalah sebatas masyarakat yang memiliki
beberapa karakteristik, yaitu :
1. Secara faktual tujuan pendidikannya lebih menekankan pada pengembangan keterampilan praktis
2. Peserta didiknya bersifat heterogen
3. Isi programnya ada yang secara tertulis juga ada yang tidak secara tertulis
4. Dapat terstrukutur dan dapat juga tidak terstruktur
5. Waktu pendidikan terjadwal secara ketat
4. HUBUNGAN KELUARGA, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT
Pada
masyarakat tradisional pendidikan cukup dilaksanakan dilingkungan
keluarga dan masyarakat saja. Akan tetapi pada masyarakat modern,
keluarga tidak dapat lagi memenuhi semua kebutuhan dan aspirasi maupun
keterampilan untuk melaksanakan peranannya didalam masyarakat. Dengan
demikian sekolah dan masyarakat berfungsi sebagai pengganti peran
daripada keluarga untuk melengkapi pendidikan yang tidak bisa diberikan
oleh keluarga.
Anak
didik berasal dari berbagai keluarga dengan latar belakang sosial
budayanya masing – masing. Sekolah mendapat tanggung jawab dan mandat
dari orangtua dan masyarakat untuk melengkapi pendidikan anak didik.
Untuk itu sekolah tidak boleh melaksanakan pendidikan sendiri tanpa
memperhatikan aspirasi keluarga dan masyarakat. Contohnya adalah didalam
sekolah diadakannya Komite Sekolah yang peranannya mewakili seluruh
keluarga dan masyarakat dalam menghubungkan kepada sekolah.
Sejauh
ini bisa dikatakan pendidikan sekolah sangat penting, tetapi sekolah
tidak mampu memberikan keseluruhan kebutuhan pendidikan bagi peserta
didiknya juga belum bisa menampung seluruh anak usia sekolah, oleh
karena itu pendidikan disekolah perlu dilengkapi, ditambah, dan
dikembangkan melalui pendidikan didalam lingkungan masyarakat.
B. PENGARUH LINGKUNGAN TRIPUSAT
Lingkungan Tripusat
merupakan satuan dari Lingkungan Formal (sekolah), Informal (keluarga),
dan Nonformal (masyarakat). Ketiga lingkungan ini sangat berpengaruh
terhadap perkembangan mental anak didik didalam pendidikan. Apabila
pengaruhnya bersifat positf, maka perkembangan mental anak didik akan
baik, akan tetapi apabila pengaruhnya bersifat negatif, maka
perkembangan mental anak didik akan terhambat.
Contoh pengaruh positif lingkungan Tripusat terhadap
perkembangan mental anak didik. Didalam lingkungan sekolah dan keluarga
yang pastinya akan menerapkan metode atau aliran pendidikan untuk
menunjang keberhasilan anak didik mereka, seperti menerapkan aliran konvergensi pada
anak didik. Yang artinya bakat pada seorang anak sudah dimiliki dan
lingkungan disekitarnya memberikan dukungan terhadap bakat yang dimiliki
oleh anak tersebut. Mulai dari lingkungan keluarga, Sekolah,
Masyarakat, dan pengalaman hidup anak tersebut. Maka perkembangan mental
anak didik akan berkembang dengan baik, karena apa yang dimiliki anak
didik dikembangkan dengan baik pula.
Begitu
juga yang terjadi pada AN“H” dimana bakat yang dimilikinya adalah
matematika, dan bakat tersebut tersalur dengan baik yang didukung oleh
pendidikan sekolah yang baik, orangtua yang baik pula, dan tidak
ketinggalan peran masyarakat dengan mengadakan tempat kursus.
Sedangkan pengaruh negatifnya adalah apabila lingkungan Tripusat menerapkan aliran Progesivisme terhadap
anak didik, yang artinya aliran ini memberikan perlawanan terhadap
formalisme yang berlebihan dan membosankan dari sekolah atau pendidikan
yang tradisional. Contohnya, Progesivisme menolak
pendidikan yang bersifat otoriter, menolak penekanan atas disiplin yang
keras, menolak konsep dan cara – cara pendidikan yang hanya berperan
untuk mentransfer kebudayaan masyarakat pada generasi muda. Padahal
sifat yang realitas yang serba berubah, fleksibel, partikular, dan bahwa
nilai – nilai tersebut relatif. Sebab nilai tersebut dapat menimbulkan
pandangan pendidikan yang berubah – ubah, pelaksanaan yang tidak stabil
dan tidak menentu, bahkan dapat menimbulkan kehilangan arah pendidikan.
Oleh karena itu pendidikan harus bersendikan nilai – nilai yang dapat
mendatangkan kestabilan, seperti pemilihan nilai – nilai yang mempunyai
tata yang jelas dan yang telah teruji dari waktu kewaktu. Dengan
demikian pengaruh yang positif haruslah selalu diterapkan didalam
pendidikan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Apapun
yang telah dikemukakan para Ahli tentang lingkungan baik lingkungan
Formal, Informal, dan Nonformal. Maka dapat disimpulkan bahwasannya
ketiga lingkungan tersebut tidak akan dapat terpisahkan demi mendapat
pendidikan yang bagus. Seperti yang dilakukan oleh keluarga TN“M”
terhadap AN“H” yang tidak pernah memisahkan ketiga lingkungan tersebut
dengan tujuan agar pendidikan anak mereka dapat tercapai dengan baik,
yang sejauh ini Pendidikan Formal, Informal, dan Nonformal dapat
dirasakan oleh AN“H”.
B. SARAN
Apabila
pendidikan anak didik ingin tercapai dengan baik, maka jangan pernah
memisahkan antar ketiga lingkungan tersebut. Dimana ketiganya sangat
berperan penting terhadap pendidikan anak didik. Dan mudah – mudahan apa
yang dilakukan oleh keluarga TN“M” sejauh ini dapat dipertahankan
sampai anak mereka berhasil didalam pendidikan dan berhasil meraih cita –
citanya.
DAFTAR PUSTAKA
Din Wahyudi “Pengantar Pendidikan” Jakarta : Universitas Terbuka, 2008
Drs. Agus Taufik, M. Pd “Pendidikan Anak Di SD” Jakarta : Universitas Terbuka, 2009
Dra. Puji Lestari Prianto, M. Psi “Pendidikan Anak Di SD” Jakarta : Universitas Terbuka, 2009
Hera Lestari, Mikarsa, Ph. D “Pendidikan Anak Di SD” Jakarta : Universitas Terbuka, 2009
Tatang Saripuddin “Pengantar Pendidikan” Jakarta : Universitas Terbuka, 2008

0 comments:
Post a Comment